Selasa, 23 Juli 2013

Pondok Ramadhan SMPN 2 Tulungagung

Pada hari ini di Masjid Al-Muslimun berlangsung Pondok Ramadhan SMPN 2 Tulungagung, pada kesempatan ini diisi dengan materi "Pelatihan Shalat Khusyu'" oleh Ustadz Zubaitul Ulum selaku Ketua SC Tulungagung. Kegiatan ini diikuti oleh 1000 anak dari Kelas 7-9, dimana hari pertama diikuti oleh 500 anak laki-laki, sedangkan hari kedua diikuti oleh 500 anak perempuan.

Foto Kegiatan:




Jumat, 19 Juli 2013

Pelatihan SK di BMT Ar-Rahman

BMT Arrahman Kedungwaru dalam kegiatan ramadhan 1434H, mengundang SC Tulungagung menjadi salah satu narasumber. Materi yang disampaikan adalah Shalat Khusyu' yang dipaparkan dengan sangat menarik oleh Ustadz Zubaitul Ulum.

Foto Kegiatan:


Kamis, 18 Juli 2013

Safari Ramadhan 1434 H

Dalam rangka mempererat silaturahim antar sesama, bertepatan dengan bulan Ramadhan 1434 H ini, SC Tulungagung melakukan kegiatan Safari Ramadhan 1434 H yang dilaksanakan disebagian besar rumah-rumah halaqah yang telah terbentuk dan beberapa orang yang berminat untuk berpartisipasi.

Jadwak Kegiatan Safari adalah sebagai berikut:
  1. RH Karangrejo pada tanggal 1 Ramadhan 1434H (10/07/2013).
  2. RH Srikaton pada tanggal 2 Ramadhan 1434H (11/07/2013).
  3. RH Kras pada tanggal  7 Ramadhan 1434H (16/07/2013).
  4. RH Jepun pada tanggal 9 Ramadhan 1434H (18/07/2013).
  5. RH Kedungwaru pada tanggal 12 Ramadhan 1434H (21/07/2013).
  6. RH Ngujang pada tanggal 15 Ramadhan 1434H (24/07/2013).
  7. RH Rejotangan pada tanggal 17 Ramadhan 1434H (26/07/2013).
  8. RH Plandaan 
  9. RH Sumbergempol
  10. Munif Miftachurahman
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi tauziah, takzil, shalat magrib dilanjutkan shalat isya dan shalat tarwih.

Foto Kegiatan:

RH Kras
RH Jepun
RH Kedungwaru
RH Ngujang
RH Rejotangan
Rumah H Nofal

Rabu, 17 Juli 2013

Innani Ana Allah, la ilaha illa Ana, fa'budni

Allah ada disini !! Yang menutup dan membuka hati kita. Jika Allah menghendaki terbuka dan mengenalkan dirinya; ia berkata : Innani Ana Allah, la ilaha illa Ana, fa'budni !! Inilah Aku bernama ALLAH tidak ada tuhan kecuali Aku, maka sembahlah Aku.
Ia mengenalkan dirinya yang ghaib tak terlihat oleh mata, tak terlukis dalam pikiran. Allah mengatakan Aku meliputi segala sesuatu, Aku lebih Nyata daripada CiptaanKu (dhahir) KekuasaanKu lebih kelihatan daripada Yang Aku Kuasai.

Perhatikan Nafasmu dan seluruh alam semesta masuk dalam KuasaKu !! Ya ... Kita sudah paham soal ini, soal ilmu ma'rifat yang sering kita dengar. Tapi disaat kita duduk sekarang , kita hanya paham ada Allah disini, tetapi hati kosong , tidak merasakan apa-apa.

Inilah problem kita sekarang. Kita hanya sibuk berdzikir tetapi tidak merasakan interaksi antara kita dengan Allah. Kita tidak merasakan sentuhan sakinah, kita tidak mengetahui sambutan, kita tidak merasakan kedahsyatan kebersamaan dengan beliau.

Ya hijab itu sangat tebal. Jika ini yang terjadi kepada kita. Tidak apa-apa. Duduklah dibalik hijab yang tebal itu : seolah kita berada dibalik dinding yg sangat kokoh !! Kita tidak bisa membayangkan seperti apa dibalik dinding itu, tetapi kita yakin Ia ada dibalik itu.

Berbisiklah ...wahai tuhanku aku ingin mengenal-Mu, tetapi aku tidak mampu, aku dekat dengan-Mu tetapi aku tidak mampu menjangkau-Mu.
Diamlah diperbatasan ini sambil berbisik merendahkan suara menyebut Nama Allah.
Tunggulah dengan sabar sampai Allah yang akan membuka hijab mengenalkan diri-Nya.
Dzun nun berkata; Aku kenal Allah oleh Allah sendiri ! Ya kita hanya duduk diam menunggu hak Allah memperkenalkan diri, kita hanya disuruh diam menunggu disingkapkan keberadaan Allah dengan nyata. Jika ini terjadi , keadaan kita akan seperti kenyataan sedang bertemu dengan Allah.
Suasana nya tidak seperti yang kita rasakan selama ini. Kita benar-benar merasakan kebersamaan, sebagaimana digambarkan oleh sayidina Abu bakar ketika bersama Allah di gua tsur. Kita merasakan keadaan itu benar-benar ada secara Nyata. Bukan pengetahuan yg selama ini kita rasakan. pengetahuan ini benar-benar menyingkap ketertutupan keberadaan Allah selama ini.
Ruh kita tembus melampaui seluruh hijab yg tidak bisa diungkapkan oleh kata. kita hanya tahu yang bukan tahu seperti orang yg tidak tahu.

Allah ada !! ruhku merasakan keberadaan-Nya, dapat berinteraksi dan merendahkan diri dihadapannya memohon ampunan. Sunggguh keadaan yg tdk bisa diciptakan, kecuali Allah yang membukanya.

(Abu Sangkan, 3 Juni 2013)

Minggu, 14 Juli 2013

Keindahan Wanita Sholehah Dalam Syariat

Tidak ada yang begitu mulia bagi seorang wanita kecuali menjadikan dirinya sebagai istri yang sholehah bagi suami dan keluarganya, karena kesholehan bagi seorang wanita ketika mengkhidmahkan dirinya kepada keluarganya dengan ilmu dan amal akan membuka pintu syurga untuknya dari arah mana saja ia inginkan

Perhatikan dari apa yang disampaikan dari lisan Rasulullah yang mulia ketika beliau menyampaikan kabar gembira :
‫‫إِذَا صَلّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا : ادْخُلِي الْجَنّةَ مِنْ أي : الأَبْوَابِ شِئْتِ

Jika seorang wanita melaksanakan sholat lima waktu,berpuasa pada bulan ramadhan,menjaga kemaluannya dan taat kepada suami,maka akan dikatakan kepadanya :”masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja engkau kehendaki (H.R Ibnu Hibban no 4163 dengan sanad yang shohih)

Karena keberadaan seorang wanita sholehah untuk seorang suami merupakan perkara harta yang tidak ternilai dan tidak akan mampu ditakar dengan nilai materi yang ada,karena kesholehah seorang wanita dalam sebuah keluarga akan memberikan berkah dan rahmat bagi keluarga yang dia bernaung didalamnya.

Dengarkanlah dialog mulia antara umar bin khottob dengan Rasulullah,dua hamba Alloh penghuni syurga Alloh :

“Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?”Dan Rasulullah menjawab
 ‫لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ

Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)     

Maka sungguh sangatlah beruntung seorang laki-laki yang mendapatkan istri sholehah berada disampingnya di dunia dan akherat,karena sesungguhnya ia akan selalu mendatangkan kebaikan untuk suami dan anak-anaknya,dan menyinari keluarga dengan perkara-perkara ketaatan,sehingga dia begitu patuhnya ketika menjadi makmum dan begitu mulia menjadi madrasah bagi anak-anaknya
           ‫أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah, akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa   menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu.” (WA,Ust Abdul Aziz-Surabaya)

Selasa, 09 Juli 2013

Menyambut Ramadhan


(Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib)

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.
Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)
Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.” (Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.) (Sumber: Kampung Bersih Hati, WA)

Jumat, 05 Juli 2013

Hadits Arbain Kelima

Hadits no. 5
عن أم المؤمنين أم عبدالله عائشة رضي الله عنها قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد ” رواه البخاري ومسلم , وفي رواية لمسلم ” من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Dari Ummul Mukminin, Ummu ‘Abdillaah, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak.”
(Al-Bukhaariy dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)

Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2697, dan dalam Khalqu Af’alil ‘Ibad no. 56; Muslim no. 1718, keduanya dari jalan Al-Qasim bin Muhammad dari bibinya, ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha-

Syarah Hadits
Hadits ini adalah salah satu prinsip agung dari prinsip-prinsip Islam dan merupakan parameter amal perbuatan yang terlihat, sebagaimana hadits “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan tergantung niat” adalah parameter dari perbuatan yang tidak terlihat. Sebagaimana seluruh amal perbuatan yang tidak dimaksudkan untuk mencari ridha Allah Ta’ala maka pelakunya tidak akan mendapatkan pahala, maka demikian pula halnya segala amal perbuatan yang tidak ada dasar perintahnya dari Allah dan RasulNya juga tertolak dari pelakunya. Siapa saja yang menciptakan hal-hal baru dalam agama yang tidak diizinkan oleh Allah dan RasulNya, maka ia bukanlah termasuk perkara agama sedikitpun.
Tekstual hadits diatas menunjukkan bahwa seluruh amal perbuatan baru yang tidak termasuk urusan Allah dan RasulNya adalah tertolak, sedangkan kontekstualnya menunjukkan bahwa semua amal perbuatan yang sesuai dengan urusan Allah dan RasulNya itu tidak tertolak. Yang dimaksud dengan kata urusan pada hadits diatas adalah agama dan syari’at Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, seperti yang dimaksudkan dalam hadits beliau riwayat yang lain, “Barangsiapa yang menciptakan hal-hal baru dalam urusan kita yang tidak berasal darinya, ia tertolak.”
Sabda beliau, “Yang tidak termasuk urusan kami,” adalah isyarat bahwa seluruh amal perbuatan manusia harus berjalan di bawah hukum-hukum syari’at dan hukum-hukum syari’at dengan perintah dan larangannya menjadi penguasa atasnya. Jadi, barangsiapa yang amal perbuatannya berjalan di bawah hukum-hukum syari’at dan singkron dengannya, amal perbuatan tersebut diterima. Dan kebalikannya, barangsiapa yang amal perbuatannya keluar dari hukum-hukum syari’at, maka tertolak.
Amal perbuatan terbagi ke dalam 2 bagian :
1. Ibadah
2. Muamalah

Adapun ibadah, jika salah satu dari ibadah keluar total dari hukum Allah dan RasulNya, ibadah tersebut ditolak dari pelakunya dan pelakunya masuk dalam ancaman firman Allah Ta’ala :
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. [QS Asy-Syuura : 21]
Barangsiapa bertaqarrub kepada Allah dengan amal perbuatan yang tidak dijadikan Allah dan RasulNya sebagai taqarrub kepada Allah, amal perbuatan tersebut batil dan tertolak. Amal perbuatan tersebut mirip dengan kondisi orang-orang yang shalat disamping Baitullah dalam bentuk siulan dan tepuk tangan. Orang tersebut seperti orang yang bertaqarrub kepada Allah Ta’ala dengan mendengar hiburan, dansa atau membuka tutup kepala di selain ihram, dan bid’ah-bid’ah lain yang sama sekali tidak disyari’atkan Allah dan RasulNya.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah melihat seseorang berdiri di bawah terik matahari kemudian beliau bertanya ihwal orang tersebut. Dikatakan kepada beliau bahwa orang tersebut bernadzar untuk berdiri, tidak berteduh dan ia berpuasa. Kemudian beliau Shallallahu alaihi wasallam memerintahkan orang tersebut untuk duduk, berteduh dan meneruskan puasanya. [HR Al-Bukhaariy no. 6704; Abu Daud no. 3300].

Adapun orang yang mengerjakan amal perbuatan yang pada asalnya disyari’atkan dan merupakan taqarrub, kemudian dimasukkan kepadanya sesuatu yang tidak disyari’atkan, ia juga bertentangan dengan syari’at dan kadar penentangannya sesuai dengan apa yang tidak ia kerjakan di dalamnya atau sesuai dengan pemasukan sesuatu yang tidak berasal darinya ke dalamnya. Namun apakah amal perbuatannya pada asalnya tertolak atau tidak? Amal perbuatan tersebut tidak bisa dikatakan diterima atau ditolak secara mutlak namun harus dikaji terlebih dulu. Jika orang tersebut tidak mengerjakan bagian-bagian amal perbuatan yang mengharuskan batalnya amal perbuatan tersebut seperti orang yang tidak bersuci untuk shalat padahal ia mampu atau seperti orang yang tidak thuma’ninah dalam ruku’ atau sujud, maka amal perbuatan orang tersebut tertolak dan ia harus mengulang shalatnya jika shalat fardhu. Namun jika yang tidak dikerjakan orang tersebut tidak mengharuskan batalnya amal perbuatan seperti orang yang tidak ikut shalat berjama’ah di masjid pada shalat fardhu, maka amal perbuatannya tidak bisa dikatakan tertolak melainkan hanya berkurang.
Jika seseorang menambahkan sesuatu yang tidak disyari’atkan kepada sesuatu yang disyari’atkan, penambahan tersebut tertolak. Artinya, penambahan tersebut bukan merupakan taqarrub dan pelakunya tidak diberi pahala karenanya. Terkadang amal perbuatan menjadi batal sejak awal dengan penambahan tersebut seperti orang yang menambahkan satu raka’at dalam shalatnya dengan sengaja dan bukan dikarenakan lupa. Terkadang penambahan tersebut tidak menyebabkan amal perbuatan menjadi tertolak sejak awal seperti orang yang berwudhu empat-empat (padahal seharusnya maksimal tiga) atau berpuasa wishal. Para ulama berbeda pendapat apakah amal perbuatan tersebut tertolak ataukah tidak. Sebagian besar fuqaha berpendapat bahwa amal tersebut tidak tertolak pada asalnya (ibadah yang merupakan pensyari’atannya) hingga adanya unsur penambahan tersebut (inilah yang ditolak).

Adapun untuk muamalah seperti jual-beli, pembatalan jual-beli dan lain sebagainya, jika di dalamnya terdapat perubahan hukum-hukum syar’i, misalnya mengganti hukuman zina dengan hukuman uang dan lain-lain, maka itu tertolak pada asalnya dan kepemilikan harta tidak berpindah dengan cara seperti itu karena tidak dikenal dalam hukum Islam. Ada seorang yang berkata kepada Nabi, “Anakku menjadi buruh pada fulan, kemudian ia berzina dengan istrinya dan aku menebusnya dengan seratus ekor kambing dan budak,” Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Seratus ekor kambing dan budak tertolak darimu, sedangkan anakmu wajib untuk dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun.” [HR Al-Bukhaariy no. 2695; Muslim no. 1697].

Hadits Ke-3: Rukun Islam

 HADITS KETIGA
  عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم ] 

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim) 

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam,  merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya.Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan.Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .