Terlintas kaki-kaki suci menapaki jalan ini, kaki suci para sahabat nabi yang pergi meninggalkan Mekkah. Perjalanan membangun jiwa spiritual yang tidak ringan. Sebuah spirit Hijrah untuk membangun suatu peradaban masa depan yang penuh cahaya iman.
Kamis, 28 November 2013
Hadits Arba'in Ke 6
HADITS KEENAM
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan :
· Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud berkata : Islam itu berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini salah satunya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Termasuk sikap wara’ adalah meninggalkan syubhat .
2. Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram.
3. Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar.
4. Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik.
5. Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
6. Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan.
7. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara ke arah sana.
8. Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
Sabtu, 03 Agustus 2013
Pondok Ramadhan di PSM Rejotangan
Pada 29 Juli 2013 SC Tulungagung melakukan kegiatan Pelatihan Shalat Khusyu' dalam rangka Pondok Ramadhan di PSM Rejotangan diikuti oleh siswa MTs putra dan putri sebanyak 300 orang.
Selasa, 23 Juli 2013
Pondok Ramadhan SMPN 2 Tulungagung
Pada hari ini di Masjid Al-Muslimun berlangsung Pondok Ramadhan SMPN 2 Tulungagung, pada kesempatan ini diisi dengan materi "Pelatihan Shalat Khusyu'" oleh Ustadz Zubaitul Ulum selaku Ketua SC Tulungagung. Kegiatan ini diikuti oleh 1000 anak dari Kelas 7-9, dimana hari pertama diikuti oleh 500 anak laki-laki, sedangkan hari kedua diikuti oleh 500 anak perempuan.
Foto Kegiatan:
Senin, 22 Juli 2013
Jumat, 19 Juli 2013
Pelatihan SK di BMT Ar-Rahman
BMT Arrahman Kedungwaru dalam kegiatan ramadhan 1434H, mengundang SC Tulungagung menjadi salah satu narasumber. Materi yang disampaikan adalah Shalat Khusyu' yang dipaparkan dengan sangat menarik oleh Ustadz Zubaitul Ulum.
Foto Kegiatan:
Kamis, 18 Juli 2013
Safari Ramadhan 1434 H
Dalam rangka mempererat silaturahim antar sesama, bertepatan dengan bulan Ramadhan 1434 H ini, SC Tulungagung melakukan kegiatan Safari Ramadhan 1434 H yang dilaksanakan disebagian besar rumah-rumah halaqah yang telah terbentuk dan beberapa orang yang berminat untuk berpartisipasi.
Jadwak Kegiatan Safari adalah sebagai berikut:
- RH Karangrejo pada tanggal 1 Ramadhan 1434H (10/07/2013).
- RH Srikaton pada tanggal 2 Ramadhan 1434H (11/07/2013).
- RH Kras pada tanggal 7 Ramadhan 1434H (16/07/2013).
- RH Jepun pada tanggal 9 Ramadhan 1434H (18/07/2013).
- RH Kedungwaru pada tanggal 12 Ramadhan 1434H (21/07/2013).
- RH Ngujang pada tanggal 15 Ramadhan 1434H (24/07/2013).
- RH Rejotangan pada tanggal 17 Ramadhan 1434H (26/07/2013).
- RH Plandaan
- RH Sumbergempol
- Munif Miftachurahman
Foto Kegiatan:
|
|
||||
|
|
||||
|
Rumah H Nofal |
Rabu, 17 Juli 2013
Innani Ana Allah, la ilaha illa Ana, fa'budni
Allah
ada disini !! Yang menutup dan membuka hati kita. Jika Allah
menghendaki terbuka dan mengenalkan dirinya; ia berkata : Innani Ana
Allah, la ilaha illa Ana, fa'budni !! Inilah Aku bernama ALLAH tidak ada
tuhan kecuali Aku, maka sembahlah Aku.
Ia mengenalkan dirinya yang
ghaib tak terlihat oleh mata, tak terlukis dalam pikiran. Allah
mengatakan Aku meliputi segala sesuatu, Aku lebih Nyata daripada
CiptaanKu (dhahir) KekuasaanKu lebih kelihatan daripada Yang Aku Kuasai.
Perhatikan Nafasmu dan seluruh alam semesta masuk dalam KuasaKu !! Ya
... Kita sudah paham soal ini, soal ilmu ma'rifat yang sering kita
dengar. Tapi disaat kita duduk sekarang , kita hanya paham ada Allah
disini, tetapi hati kosong , tidak merasakan apa-apa.
Inilah problem kita sekarang. Kita hanya sibuk berdzikir tetapi tidak
merasakan interaksi antara kita dengan Allah. Kita tidak merasakan
sentuhan sakinah, kita tidak mengetahui sambutan, kita tidak merasakan
kedahsyatan kebersamaan dengan beliau.
Ya hijab itu sangat
tebal. Jika ini yang terjadi kepada kita. Tidak apa-apa. Duduklah
dibalik hijab yang tebal itu : seolah kita berada dibalik dinding yg
sangat kokoh !! Kita tidak bisa membayangkan seperti apa dibalik dinding
itu, tetapi kita yakin Ia ada dibalik itu.
Berbisiklah
...wahai tuhanku aku ingin mengenal-Mu, tetapi aku tidak mampu, aku
dekat dengan-Mu tetapi aku tidak mampu menjangkau-Mu.
Diamlah diperbatasan ini sambil berbisik merendahkan suara menyebut Nama Allah.
Tunggulah dengan sabar sampai Allah yang akan membuka hijab mengenalkan diri-Nya.
Dzun nun berkata; Aku kenal Allah oleh Allah sendiri ! Ya kita hanya
duduk diam menunggu hak Allah memperkenalkan diri, kita hanya disuruh
diam menunggu disingkapkan keberadaan Allah dengan nyata. Jika ini
terjadi , keadaan kita akan seperti kenyataan sedang bertemu dengan
Allah.
Suasana nya tidak seperti yang kita rasakan selama ini. Kita
benar-benar merasakan kebersamaan, sebagaimana digambarkan oleh sayidina
Abu bakar ketika bersama Allah di gua tsur. Kita merasakan keadaan itu
benar-benar ada secara Nyata. Bukan pengetahuan yg selama ini kita
rasakan. pengetahuan ini benar-benar menyingkap ketertutupan keberadaan
Allah selama ini.
Ruh kita tembus melampaui seluruh hijab yg tidak
bisa diungkapkan oleh kata. kita hanya tahu yang bukan tahu seperti
orang yg tidak tahu.
Allah ada !! ruhku merasakan
keberadaan-Nya, dapat berinteraksi dan merendahkan diri dihadapannya
memohon ampunan. Sunggguh keadaan yg tdk bisa diciptakan, kecuali Allah
yang membukanya.
(Abu Sangkan, 3 Juni 2013)
Minggu, 14 Juli 2013
Keindahan Wanita Sholehah Dalam Syariat
Tidak ada yang begitu mulia bagi seorang wanita kecuali
menjadikan dirinya sebagai istri yang sholehah bagi suami dan
keluarganya, karena kesholehan bagi seorang wanita ketika mengkhidmahkan dirinya
kepada keluarganya dengan ilmu dan amal akan membuka pintu syurga untuknya dari
arah mana saja ia inginkan
Perhatikan dari apa yang disampaikan dari lisan Rasulullah
yang mulia ketika beliau menyampaikan kabar gembira :
إِذَا
صَلّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا : ادْخُلِي
الْجَنّةَ مِنْ أي : الأَبْوَابِ
شِئْتِ
Jika seorang wanita melaksanakan sholat lima waktu,berpuasa
pada bulan ramadhan,menjaga kemaluannya dan taat kepada suami,maka akan
dikatakan kepadanya :”masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja engkau
kehendaki (H.R Ibnu Hibban no 4163 dengan sanad yang shohih)
Karena keberadaan seorang wanita sholehah untuk seorang
suami merupakan perkara harta yang tidak ternilai dan tidak akan mampu ditakar
dengan nilai materi yang ada,karena kesholehah seorang wanita dalam sebuah
keluarga akan memberikan berkah dan rahmat bagi keluarga yang dia bernaung
didalamnya.
Dengarkanlah dialog mulia antara umar bin khottob dengan
Rasulullah,dua hamba Alloh penghuni syurga Alloh :
“Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta
apakah yang sebaiknya kita miliki?”Dan Rasulullah menjawab
لِيَتَّخِذْ
أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً
ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ“
Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang
bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan
menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan
Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no.
1505)
Maka sungguh sangatlah beruntung seorang laki-laki yang
mendapatkan istri sholehah berada disampingnya di dunia dan akherat,karena
sesungguhnya ia akan selalu mendatangkan kebaikan untuk suami dan
anak-anaknya,dan menyinari keluarga dengan perkara-perkara ketaatan,sehingga
dia begitu patuhnya ketika menjadi makmum dan begitu mulia menjadi madrasah
bagi anak-anaknya
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ
مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا
سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ
وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah, akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri
ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil
rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas
syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi
Shallallahu 'alaihi wa menerangkan
kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama
mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira
kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih
kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan
selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan
kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya
dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat
meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila
engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh
anak-anakmu.” (WA,Ust Abdul Aziz-Surabaya)
Selasa, 09 Juli 2013
Menyambut Ramadhan
(Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan Diriwayatkan
oleh Ali bin Abi Tholib)
“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian
bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang
paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling
utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi
jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu
Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi
tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah.
Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang
suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca
Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di
bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu,
kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum
fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda,
sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu
dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari
apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim,
niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu.
Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena
itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla
memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka
ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka
memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa
kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai
karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar.
Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah
dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala
kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat
dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari
manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.
Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka
kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi
Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi
ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan
khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan
sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan
seteguk air.”)
Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di
bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari
ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan
orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di
bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan
murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini,
Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa
menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah
akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa
dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah
akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini,
Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa
melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat
fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan
ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan
meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran,
ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang
lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga
dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah
menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah
kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan
terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.” (Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits
ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling
utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling
utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan
Allah”.) (Sumber: Kampung Bersih Hati, WA)
Jumat, 05 Juli 2013
Hadits Arbain Kelima
Hadits no. 5
عن أم المؤمنين أم عبدالله عائشة
رضي الله عنها قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من أحدث في أمرنا
هذا ما ليس منه فهو رد ” رواه البخاري ومسلم , وفي رواية لمسلم ” من عمل
عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Dari Ummul Mukminin, Ummu
‘Abdillaah, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan
sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia
tertolak.”
(Al-Bukhaariy dan Muslim.
Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak
sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)
Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2697,
dan dalam Khalqu Af’alil ‘Ibad no. 56; Muslim no. 1718, keduanya dari
jalan Al-Qasim bin Muhammad dari bibinya, ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha-
Syarah Hadits
Hadits ini adalah salah satu prinsip
agung dari prinsip-prinsip Islam dan merupakan parameter amal perbuatan
yang terlihat, sebagaimana hadits “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan
tergantung niat” adalah parameter dari perbuatan yang tidak terlihat.
Sebagaimana seluruh amal perbuatan yang tidak dimaksudkan untuk mencari
ridha Allah Ta’ala maka pelakunya tidak akan mendapatkan pahala, maka
demikian pula halnya segala amal perbuatan yang tidak ada dasar
perintahnya dari Allah dan RasulNya juga tertolak dari pelakunya. Siapa
saja yang menciptakan hal-hal baru dalam agama yang tidak diizinkan oleh
Allah dan RasulNya, maka ia bukanlah termasuk perkara agama sedikitpun.
Tekstual hadits diatas menunjukkan bahwa
seluruh amal perbuatan baru yang tidak termasuk urusan Allah dan
RasulNya adalah tertolak, sedangkan kontekstualnya menunjukkan bahwa
semua amal perbuatan yang sesuai dengan urusan Allah dan RasulNya itu
tidak tertolak. Yang dimaksud dengan kata urusan pada hadits
diatas adalah agama dan syari’at Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam,
seperti yang dimaksudkan dalam hadits beliau riwayat yang lain, “Barangsiapa yang menciptakan hal-hal baru dalam urusan kita yang tidak berasal darinya, ia tertolak.”
Sabda beliau, “Yang tidak termasuk urusan kami,”
adalah isyarat bahwa seluruh amal perbuatan manusia harus berjalan di
bawah hukum-hukum syari’at dan hukum-hukum syari’at dengan perintah dan
larangannya menjadi penguasa atasnya. Jadi, barangsiapa yang amal
perbuatannya berjalan di bawah hukum-hukum syari’at dan singkron
dengannya, amal perbuatan tersebut diterima. Dan kebalikannya,
barangsiapa yang amal perbuatannya keluar dari hukum-hukum syari’at,
maka tertolak.
Amal perbuatan terbagi ke dalam 2 bagian :
1. Ibadah
2. Muamalah
Adapun ibadah, jika salah satu dari
ibadah keluar total dari hukum Allah dan RasulNya, ibadah tersebut
ditolak dari pelakunya dan pelakunya masuk dalam ancaman firman Allah
Ta’ala :
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا
لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلا كَلِمَةُ
الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan
selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan
Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah)
tentulah mereka telah dibinasakan. [QS Asy-Syuura : 21]
Barangsiapa bertaqarrub kepada Allah
dengan amal perbuatan yang tidak dijadikan Allah dan RasulNya sebagai
taqarrub kepada Allah, amal perbuatan tersebut batil dan tertolak. Amal
perbuatan tersebut mirip dengan kondisi orang-orang yang shalat
disamping Baitullah dalam bentuk siulan dan tepuk tangan. Orang tersebut
seperti orang yang bertaqarrub kepada Allah Ta’ala dengan mendengar
hiburan, dansa atau membuka tutup kepala di selain ihram, dan
bid’ah-bid’ah lain yang sama sekali tidak disyari’atkan Allah dan
RasulNya.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah
melihat seseorang berdiri di bawah terik matahari kemudian beliau
bertanya ihwal orang tersebut. Dikatakan kepada beliau bahwa orang
tersebut bernadzar untuk berdiri, tidak berteduh dan ia berpuasa.
Kemudian beliau Shallallahu alaihi wasallam memerintahkan orang tersebut
untuk duduk, berteduh dan meneruskan puasanya. [HR Al-Bukhaariy no.
6704; Abu Daud no. 3300].
Adapun orang yang mengerjakan amal
perbuatan yang pada asalnya disyari’atkan dan merupakan taqarrub,
kemudian dimasukkan kepadanya sesuatu yang tidak disyari’atkan, ia juga
bertentangan dengan syari’at dan kadar penentangannya sesuai dengan apa
yang tidak ia kerjakan di dalamnya atau sesuai dengan pemasukan sesuatu
yang tidak berasal darinya ke dalamnya. Namun apakah amal perbuatannya
pada asalnya tertolak atau tidak? Amal perbuatan tersebut tidak bisa
dikatakan diterima atau ditolak secara mutlak namun harus dikaji
terlebih dulu. Jika orang tersebut tidak mengerjakan bagian-bagian amal
perbuatan yang mengharuskan batalnya amal perbuatan tersebut seperti
orang yang tidak bersuci untuk shalat padahal ia mampu atau seperti
orang yang tidak thuma’ninah dalam ruku’ atau sujud, maka amal perbuatan
orang tersebut tertolak dan ia harus mengulang shalatnya jika shalat
fardhu. Namun jika yang tidak dikerjakan orang tersebut tidak
mengharuskan batalnya amal perbuatan seperti orang yang tidak ikut
shalat berjama’ah di masjid pada shalat fardhu, maka amal perbuatannya
tidak bisa dikatakan tertolak melainkan hanya berkurang.
Jika seseorang menambahkan sesuatu yang
tidak disyari’atkan kepada sesuatu yang disyari’atkan, penambahan
tersebut tertolak. Artinya, penambahan tersebut bukan merupakan taqarrub
dan pelakunya tidak diberi pahala karenanya. Terkadang amal perbuatan
menjadi batal sejak awal dengan penambahan tersebut seperti orang yang
menambahkan satu raka’at dalam shalatnya dengan sengaja dan bukan
dikarenakan lupa. Terkadang penambahan tersebut tidak menyebabkan amal
perbuatan menjadi tertolak sejak awal seperti orang yang berwudhu
empat-empat (padahal seharusnya maksimal tiga) atau berpuasa wishal.
Para ulama berbeda pendapat apakah amal perbuatan tersebut tertolak
ataukah tidak. Sebagian besar fuqaha berpendapat bahwa amal tersebut
tidak tertolak pada asalnya (ibadah yang merupakan pensyari’atannya)
hingga adanya unsur penambahan tersebut (inilah yang ditolak).
Adapun untuk muamalah seperti jual-beli,
pembatalan jual-beli dan lain sebagainya, jika di dalamnya terdapat
perubahan hukum-hukum syar’i, misalnya mengganti hukuman zina dengan
hukuman uang dan lain-lain, maka itu tertolak pada asalnya dan
kepemilikan harta tidak berpindah dengan cara seperti itu karena tidak
dikenal dalam hukum Islam. Ada seorang yang berkata kepada Nabi, “Anakku
menjadi buruh pada fulan, kemudian ia berzina dengan istrinya dan aku
menebusnya dengan seratus ekor kambing dan budak,” Nabi Shallallahu
alaihi wasallam bersabda, “Seratus ekor kambing dan budak tertolak
darimu, sedangkan anakmu wajib untuk dicambuk seratus kali dan
diasingkan selama setahun.” [HR Al-Bukhaariy no. 2695; Muslim no. 1697].
Hadits Ke-3: Rukun Islam
HADITS KETIGA
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم ]
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم ]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :Dari
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia
berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda
: Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang
berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa
Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.Pernyataan
tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam, merupakan hal yang paling mendasar
dibanding rukun-rukun yang lainnya.Selalu
menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat
rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan
buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan
munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.Wajib
mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya
zakat sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir
dan yang membutuhkan.Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.Nash
diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi
perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam
hadits. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .Minggu, 31 Maret 2013
Kekuatan Metode Halaqoh
Assalaamu'alaikum wr. wb.
Segala puji bagi Alloh Swt Zat yang memang layak untuk mendapatkan pujian, teriring salam kepada baginda nabi Muhammad Saw dengan harapan safa'at Rosul layak untuk kita dapatkan.
Saudaraku yang di rahmati Alloh, kita sering mendengar bahkan mengikuti pengajian dengan sebutan halaqoh kadang juga di antara kita ada yang belum paham apa itu halaqoh, mudah'-mudahan sedikit tulisan ini bermanfaat.
Halaqoh secara bahasa adalah lingkaran di ambil dari Liqo' yang berarti pertemuan, secara istilah dapat di maknai pertemuan yang membentuk lingkaran di dalamnya membahas ilmu Alloh, adapun jama'ah dari halaqoh biasanya berjumlah empat sampai sepuluh orang, kelebihan metode pengajaran halaqoh adalah terjalinnya ikatan yang sangat kuat sesama jama'ah akibat dari menyatunya rasa kebersamaan baik suka maupun duka di dalam menerima pengajaran melalui seorang yang disebut Murobbi.
Murobbi mengambil peran yang sangat central di metode ini,karena murobbi sebagai contoh syari'at dan hakekat rasa antara hamba sama sang pencipta.kalau Murobbi mampu dan berpengetahuan luas di wilayah syari'at maupun hakekat maka halaqoh akan berjalan sangat menarik dan menyenangkan, berjalan menuju ke Alloh akan terasa mantap dan sangat meyakinkan begitu juga sebaliknya halaqoh akan terasa sangat lelah dan membosankan jikalau yang di bahas itu itu saja karena keterbatasan sang Murobbi, tentu disini kita tidah boleh serta merta menyalahkan sang Murobbi yang berpengetahuan belum luas. bisa jadi waktu serta keadaan yang menempatkan sang Murobbi di posisi yang kurang pas.
Murobbi yang sempurna tentunya adalah Rosululloh, kita yang di lahirkan di zaman yang sudah akhir ini jauh dari kata ideal apalagi sempurna,maka dari itu di butuhkan juga kesadaran kita semua untuk memahami serta menyadari kondisi ini dengan tidak melupakan terus belajar baik syariat maupun berguru langsung kepada Alloh yang hak ini sudah di berikan Alloh kepada setiap hambanya yang mampu berfikir serta hidup nur cahaya Imannya, halaqoh adalah metode pengajaran pertama yang di terapkan Rosululloh, halaqoh ini tempat Rosul menyampaikan wahyu dan juga tempat sahabat bertanya dan yang pertama kali di tangani Rosul adalah keluarga, sahabat baru menginjak masyarakat.
Metode ini pertama kali di terapkan Rosululloh kurang lebih sekitar Tahun 610M di rumah sahabat Al arqom bin abil argom setelah turunya ayat yang pertama QS Al alaq.Ayat 1-5. dan ini juga yang menjadikan pondasi dasar berkembangnya islam di episode Mekkah, juga terseleksinya kekuatan iman para sahabat antara yang betul-betul bersama Rosululloh menggunakan akalnya atau ikut bersama Rosululloh menggunakan imanya yang kadang memang di luar kekuatan akal, maka disini dapat dilihat berapa persen yang ikut hijrah bersama Rosulloh sampai kota Madinah tanpa menggunakan akalnya dan berapa persen yang kembali karena hitungan untung dan rugi.
Sekarang pertanyaanya, sudah sampai dimana usaha yang kita lakukan mengenai halagoh yang telah di contohkan Rosululloh untuk di jalani dan di perjuangkan tentang keberadaanya? Metode ini sudah terbukti mampu mencetak para sahabat yang luar biasa, baik iman serta loyalitasnya dan ini berimbas kepada kepada perjuangan Sholat yang menjadi tolak ukur umat saat ini.
apabila baik dan kusyuk sholat yang kita kerjakan sudah pasti baik pula amal dan perbuatan, maka dari itu sebagai penyi'ar sholat kusyuk, ada di pundak kita tanggung jawab mengemban metode halaqoh dengan niat yang betul'' bersih karena Alloh, karena sholat adalah miliknya Alloh kewajiban hamba,tentunya orang yang ada di dalamnya juga harus bersih dari niat selain dari ridho Alloh.
Mari bersama sama mulai saat dan detik ini kita berpegang teguh kepada metode yang telah di wariskan Rosululloh dengan terkandung niat yang bersih, dan tidak kalah penting Rezeki yang kita gunakan untuk juga halal tentunya ridho orang tua sebagai pengikatnya,akhirnya kekurangan di sana sini mohon ma'af karena kepahaman saya sangat terbatas .
Wassalaamu'alaikum wr. wb
Zubaitul Ulum
Langganan:
Postingan (Atom)